Istiqomah
Assalamu alaikum sahabat Kalam Al-Wafie, tema pembahasan kali ini merupakan lanjutan setelah keimanan, yaitu istiqomah.
Salah satu tujuan dari istiqomah ini ialah agar kita dapat meninggal dalam keadaan muslim seperti yang difirmankan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam potongan surat Ali-Imran ayat 102:
Selain itu, dalam potongan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى pada surat Fusilat ayat 6:
Istiqomah itu merupakan tuntutan bagi seorang muslim, karena Rasulullah ﷺ bersabda ,"Qul Amantu Billah Tsumma Istaqim" (Katakanlah, aku beriman kepada Allah, dan lalu bersikaplah istiqamah!) - (H.R. Muslim). Istiqomah ini bukanlah perkara mudah, namun bukan pula perkara yang sulit sehingga dijadikan alasan untuk tidak mengupayakan ke-istiqomahan. Istiqomah merupakan sikap yang harus senantiasa diupayakan.
Salah satu tujuan dari istiqomah ini ialah agar kita dapat meninggal dalam keadaan muslim seperti yang difirmankan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam potongan surat Ali-Imran ayat 102:
...وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
﴿١٠٢﴾
"...dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."
[sumber: The Noble Qur'an]
Selain itu, dalam potongan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى pada surat Fusilat ayat 6:
...فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ ...
﴿٦﴾
"...maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya..."
[sumber: The Noble Qur'an]
Ayat di atas merupakan suruhan istiqomah dalam tauhid kemudian dilanjutkan dengan meminta ampun (istighfar). Lanjutan tersebut merupakan penegasan bahwa tidak mudahnya istiqomah. Hal ini tidak mudah karena pada pelaksanaan ibadah seumur hidup tentunya akan senantiasa ada kekurangan. Walaupun demikian, istighfarlah yang dapat menutupi kekurangan tersebut.
Ikhwah fillah, istiqomah merupakan suatu proses yang tidak seketika. Penggunaan kalimah "tsumma" lah yang menunjukkan hal tersebut. Mari kita perhatikan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى pada surat Fusilat ayat 30:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ
عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا
بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ
﴿٣٠﴾
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah"
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah
merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah
dijanjikan Allah kepadamu".
[sumber: The Noble Qur'an]
Pada ayat di atas, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman bahwa (disamping bisikkan kabar gembira berupa surga oleh malaikat), terdapat keutamaan-keutamaan istiqomah, yaitu:
- Tidak adanya rasa takut,
- Adanya ketenangan: tidak putus ada ketika ditimpa musibah, tidak sombong ketika menerima nikmat, dan
- Optimis.
Ketiga hal di atas terjadi karena orang yang istiqomah hatinya dipenuhi oleh rasa khusnudon terhadap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sehingga meyakini apapun yang terjadi merupakan yang terbaik baginya. Ia pun senantiasa optimis akan balasan yang terbaik dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , seperti yang difirmankan-Nya pada surat Yusuf ayat 87 yang mengabarkan perkataan Nabi Yakub:
يَا بَنِيَّ اذْهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ
تَيْأَسُواْ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللّهِ
إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
﴿٨٧﴾
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
[sumber: The Noble Qur'an]
Demikian
ringkasan pembahasan kajian tanggal [10/09/2017 - 20 Dzul-Hijjah, 1438], mohon maaf apabila terdapat kesalahan penyampaian. Semoga dari
tulisan ini dapat diambil pelajaran yang bermanfaat. Wallahu alam
bishowab.
20 Dzul-Hijjah, 1438H
Tidak ada komentar