Makna Illah
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ikhwah fillah, sahabat Kalam Al-Wafie, kali ini akan dibahas mengenai makna Illah (jamak: Aaliha) yang secara bahasa berarti tuhan.
Illah berasal dari kata Aliha (secara bahasa) yang berarti tentram, yg bisa dimohon perlindungan, yang dituju, yang paling dicintai/dirindukan, dan yang diabdikan.
Dirintis dari kamus bahasa arab, makna aliha ialah sebagai berikut:
- Sakana ilaihi
- Istajaara bihi
- Isytaaqa ilaihi
- Wuli'a bihi
Makna ini berarti tenang, tentram. Melalui makna ini, kalimat [لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ] berarti tidak ada yang dapat memberikan ketenangan, ketentraman selain daripada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى . Dengan keyakinan ini, orang yang ingin tenang, tentram, maka ia akan senantiasa menjalin hubungan Allah karena sumber ketenangannya adalah Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Radu ayat 28 berikut:
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
﴿٢٨﴾
[sumber: The Noble Qur'an]
Bagi seorang mukmin yang beriman kepada Allah, bukanlah dunia yang kemudian menjadi hal-hal yang dapat menenangkan hingga kemudian ia menjadi diperbudak oleh kehidupan dunia sebagaimana yang dikabarkan melalui surat Yunus ayat 7.
إَنَّ الَّذِينَ لاَ يَرْجُونَ لِقَاءنَا وَرَضُواْ بِالْحَياةِ الدُّنْيَا
وَاطْمَأَنُّواْ بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ
﴿٧﴾
[sumber: The Noble Qur'an]
Makna ini berarti memohon perlindungan terhadap-Nya karena dianggap bisa melindungi. Melalui makna ini, kalimat [لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ] berarti tidak ada yang dapat memberikan perlindungan kecuali Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى . Dengan keyakinan ini, seorang mukmin akan senantiasa bertawakal kepada Allah. Ia tidak akan sampai memohon perlindungan kepada selain Allah, seperti kepada Jin yang kemudian dikabarkan melalui surat Jin ayat 6.
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
﴿٦﴾
[sumber: The Noble Qur'an]
Dengan demikian, cukuplah menjadikan Allah sebagai pelindung dari segala sesuatu. Selain daripada Allah, tidak ada yang dapat memberikan manfaat atau mudharat sedikitpun.
Makna ini berarti yang dituju karena dirindukan. Artinya, kalimat [لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ] berarti bahwa tidak ada yang dituju karena kerinduan selain daripada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى . Dengan keyakinan ini munculah bahasa "Allah tujuan kami" yang menjadikan Allah sebagai tujuan hidupnya. Sehingga begitu ada masalah, tidak perlu berharap kepada selain Allah (yang malah dapat memicu kekecewaaan), melainkan balik lagi kepada Allah, sebagaimana yang dituliskan pada surat Adz Dzariyat ayat 50-51.
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِينٌ
﴿٥٠﴾ وَلَا تَجْعَلُوا مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ إِنِّي لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِينٌ
﴿٥١﴾
[sumber: The Noble Qur'an]
Dalam menuju kepada Allah, jangan sampai lengah oleh gangguan-gangguan yang ada termasuk dunia seperti yang diceritakan pada surat Al-Kahfi ayat 28.
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru
Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini...(28).
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ
وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ...
﴿٢٨﴾
[sumber: The Noble Qur'an]
Makna ini berarti yang paling dicintai. Artinya, kalimat [لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ] berarti bahwa tidak ada yang paling dicintai selain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى . Mencintai sesuatu itu diperbolehkan karena memang merupakan fitrah manusia, namun kecintaan tersebut haruslah di bawah kecintaan terhadap Allah dan Rasul, dan jihad. Dengan demikian kita akan menjadi orang-orang yang mendapati kemenanganan sebagaimana yang dituliskan pada surat At-Taubah ayat 20.
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah
dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di
sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
الَّذِينَ آمَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِندَ اللّهِ
وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
﴿٢٠﴾
[sumber: The Noble Qur'an]
Kecintaan tertinggi haruslah kepada Allah karena adanya karakteristik cinta yang menuntut pengorbanan. Dengan demikian, ketika ada konflik kepentingan, atau ada pengorbanan yang bertentangan dengan ketentuan Allah, maka Allah lah yang akan didahulukan, yang lain dikesampingkan sebagaimana yang tersurat pada Al-Baqarah ayat 165.
...Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah...(165).
Kecintaan tertinggi haruslah kepada Allah karena adanya karakteristik cinta yang menuntut pengorbanan. Dengan demikian, ketika ada konflik kepentingan, atau ada pengorbanan yang bertentangan dengan ketentuan Allah, maka Allah lah yang akan didahulukan, yang lain dikesampingkan sebagaimana yang tersurat pada Al-Baqarah ayat 165.
...وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبًّا لِّلّهِ... ﴿١٦٥﴾
[sumber: The Noble Qur'an]
Keempat makna illah diatas kemudian terangkum dalam bahasa "abadahu", yang berarti mengabdi. Dengan demikian, kalimat [لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ] berarti bahwa tidak ada yang berhak untuk diibadahi selain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى . Pada pembahasan selanjutnya akan berkenaan seputar seperti apa tuntutan ibadah kepada Allah, إِنْ شَاءَ اللّهُ. Mohon maaf apabila terdapat salah penyampaian dalam tulisan ini.
والله أعلمُ بالـصـواب.
والله أعلمُ بالـصـواب.
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ahad, 27 Dzul-Hijjah 1438/17 September 2017
Tidak ada komentar