Breaking News

Bismillahi Rahmani Rahim | "Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling banyak kebaikannya." | "Tidaklah sempurna iman seorang diantara kalian sehingga Ia mencintai saudaranya sebagaimana Ia mencitai dirinya sendiri."
Bismillahi Rahmani Rahim. Mari kita awali setiap aktivitas kita dengan ucapan basmalah, agar hidup kita di rahmati oleh Allah SWT. :)

Islam dan Sunnatullah (bag.2)

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Sumber: http://www.islam.com.kw

Ikhwah fillah sahabat kalam Al-Wafie sekalian, tulisan ini melanjutkan materi tentang Islam dan sunnah-sunnah Allah sebagaimana yang telah dipaparkan pada tulisan pekan lalu. Kembali mengingat bahwa ketentuan-ketentuan Allah terbagai dua, satu ketentuan yang ditetapkan terhadap alam semesta yang dikenal dengan sunnatullah fil kaun, dan yang kedua ketentuan yang ditetapkan berkenaan dengan manusia yang dikenal dengan sunnatullah fil insan.

Padah hakikatnya, alam semesta itu seluruhnya muslim, tunduk patuh, tidak ada yg melawan Allah. Ketundukan alam semesta bersifat mutlak, tidak pernah menentang Allah, dan terus menerus mengikuti sunnatullah yang ditetapkan kepada mereka. Tidak ditemukan penyimpangan dalam sunnatullah di alam semesta ini sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Fatir ayat 43.

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاء الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
...Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. (34)
 [sumber: The Noble Qur'an]

Sementara itu, dalam sunnatullah terhadap manusia tersapat tiga unsur, yaitu petunjuk (hidayah), kehendak (iradah), dan kebebasan memilih (ikhtiar). Akibatnya, manusia tidak semuanya tunduk patuh terhadap ketentuan Allah, melainkan ada yang beriman dan ada yang tidak.

Hidayah merupakan arah, petunjuk pelaksanaan, yang kemudian diwahyukan kepada Rasulullah untuk disampaikan dan dicontohkan seperti apa pelaksanaannya. Hidayah yang sifatnya seperti ini berupa Al-Qur'an sebagai pedoman manusia agar senantiasa berada di arah jalan yang lurus. Hal ini dijelaskan dalam surat Asy-Syura: 52:

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَنْ نَّشَاء مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (52)
 [sumber: The Noble Qur'an]

Selain sebagai arah dan petunjuk, adapula hidayah yang sifatnya menggerakkan hati manusia. Hidayah jenis ini merupakan urusan Allah (Al-Qasas: 56).

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاء وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk (56)
 [sumber: The Noble Qur'an]
Dengan demikian, fokus kita ialah untuk terus mengajak, adapun urusan kapan orang yang diajak mengikuti atau tidak merupakan bagian Allah. Hidayah inilah yang senantiasa kita minta di setiap shalat, "ihdina siratal mustaqim" - اهدِنَا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ

Selain itu, Allah menanamkan kehendak (iradah) dalam diri manusia sehingga diberi keleluasaan dalam bertindak. Walaupun demikian, akan lebih baik ketika kehendak yang kita pilih selaras dengan hal-hal yang dicintai oleh Allah. Menyesuaikan tindakan kita, lalu dibingkai untuk mendapatkan keridhaan Allah, lalu ditundukkan dengan hidayah Allah, maka akan menjadi hal yang dahsyat dan akan semakin memperkokoh agama kita.

Terakhir, Allah menanamkan potensi menjadi orang yang buruk dan baik ke dalam diri manusia. Kemudian, Allah berikan dua jalan bagi manusia, jalan yang baik dan buruk. Berbekal keinginan dan pilihan, maka manusia jadi bebas memilih. Allah memberikan kebebasan bagi manusia, apakah ingin melakukan perbuatan yg buruk atau yang baik. Sehingga wajar ketika ada manusia yang taat dan ada pula yang maksiat sesuai dengan jalan yang dipilihnya. Pada akhirnya manusia akan dihisab sesuai dengan jalan yang dipilihnya di hari akhir kelak.

Demikian ringkasan pembahasan mengenai islam dan sunnatullah. Pada pertemuan selanjutnya insya Allah akan disampaikan tentang syumuliatul islam - universalitas islam. Mudah-mudahan kita senantiasa istiqomah untuk mengenal agama islam lebih baik dari waktu ke waktu. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan penyampaian. Semoga dari tulisan ini dapat diambil pelajaran yang bermanfaat. Wallahu alam bishowab. 

Tidak ada komentar